In sya Allah pekan ini tepatnya tanggal 10 s.d. 12 Maret 2023, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sulawesi Tenggara akan melaksanakan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ke-8 yang merupakan permusyawaratan tertinggi muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di tingkat wilayah.
Musyiwil ini paling tidak akan membahas Laporan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara periode 2015 – 2022, menyusun program kerja strategis lima tahun kedepan (2022 – 2027), memilih pimpinan wilayah masa bakti 2022-2027, verifikasi keuangan dan aset persyarikatan, serta rekomendasi eksternal dan internal.
Tradisi musyawarah di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah selama ini telah berlangsung dengan baik, bermartabat dan berkemajuan. Yang berbeda kali ini adalah model pemungutan dan penghitungan suara. Informasi dari panitia pemilihan musyawarah kali ini akan menggunakan e-voting dalam pemungutan dan penghitungan suara seluruh anggota musywil.
Sebagaimana biasanya sebelum musywil akan dilaksanakan Musypimwil untuk memilih dan menetapkan 39 Nama Calon Tetap PWM Sultra periode 2022 – 2027 dari 45 calon yang memenuhi persyaratan.
Mencermati keberhasilan dan perkembangan Muhammdiyah 15 tahun terakhir, kita patut bersyukur atas torehan prestasi yang luar biasa. Mulai dari berhasilnya membina dan mengembangkan PTM yakni UM Kendari dan UM Buton, maupun dengan berhasilnya mendirikan lima perguruan tinggi baru yakni ITBM Wakatobi, ITBM Kolaka, ITBKM Muna Barat, Intens Kolaka Utara, dan Istek ‘Aisyiyah Kendari, terbangunnya pondok tahfidz Muhammadiyah di Konda, Klinik Pratama Muhamamadiyah Sulawesi Tenggara, begitu luasnya aset waqaf yang diamanahkan oleh umat kepada Persyarikatan Muhammadiyah, maka sudah saatnya untuk menata, menyiapkan, memberdayakan, memanfaatkan dan melangsungkan semua kesuksesan tersebut untuk kesuksesan berikutnya, sebagaimana pesan Allah dalam Alqur-an Surat Al Insyirah ayat 7 yakni “Maka apabila engkau telah menyelesaikan sesuatu urusan, maka tetaplah bekerja keras untuk menyelesaikan urusan yang lain / Fa idzaa farghta fanshab).
Untuk itu dibutuhkan energi positif berupa kompetisi kebaikan serba utama secara kolaboratif dan inovatif. Kolaborasi dan inovasi tersebut bukan hanya internal warga persyarikatan, tetapi juga secara eksternal tentu dengan stakeholder terkait secara elegan dan bermartabat.
Untuk menjaga dan melangsungkan kesuksesan PWM ke depan, maka menurut penulis, ada lima agenda besar strategis yang dapat menjadi prioritas program kerja PWM Sultra 5 tahun mendatang. Kelima agenda besar strategis tersebut adalah:
1. Pendirian Sekolah Unggul Muhamamdiyah dan Aisyiyah mulai dari TK/PAUD sampai Sekolah Menengah baik umum maupun kejuruan.
Sekolah unggul muhammadiyah baik pada tingkat Taman Kanak-Kanak, Tingkat Dasar dan Menengah perlu menjadi prioritas karena hal ini merupakan sumberdaya input bagi PTMA ke depan.
Pendirian sekolah unggul bukan menjadi sesuatu yang utopis karena fakta dan best practicenya sudah ada di TK ABA dan SDIT ‘Aisyiyah di Unaaha Konawe. TK ABA dan SDIT ‘Aisyiyah Unaaha Konawe saat ini sudah membatasi dan menolak siswa. Ini tentu membuktikan bahwa sekolah ini sudah unggul dan dapat berkompetisi dengan lembaga pendidikan lain.
Dari sisi sumberdaya insani, setiap tahun UM Kendari dan UM Buton berhasil meluluskan alumni PDPAUD ratusan orang, alumni Administrasi Pendidikan, Alumni PGSD juga ratusan. Dari sisi kepakaran dan kompetensi keilmuan, dosen dosen FKIP di UM Kendari maupun UM Buton juga sudah sangat kompetitif dan berkualitas yang dapat mengawal, membimbing dan mengarahkan.
Dengan demikian, TK unggul akan mendorong lahirnya SD Unggul, SD Unggul mendorong lahirnya SMP Unggul, SMP Unggul mendorong lahirnya SMA/SMK Unggul, yang pada akhirnya SMA/SMK unggul akan melahirkan mahasiswa unggul di setiap perguruan tinggi muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Sulawesi Tenggara.
2. Penyiapan Sumberdaya Kader yang memiliki kompetensi keilmuan dan keterampilan terbaiki Kedepan, paling tidak lima atau sepuluh tahun yang akan datang, kita berhadapan kompleksitas tantangan yang tidak ringan dalam berbagai aspek kehidupan.
Menghadapi tantangan tersebut, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sangat membutuhkan sumberdaya kader yang memiliki kompetensi keilmuan dan keterampilan terbaik. Apa yang harus dipersiapkan menghadapi itu semua? Kalau kita melakukan kalkulasi, berapa guru besarnya Muhammadiyah Sulawesi Tenggara, jumlah doktor dan dokternya berapa, mungkin dapat dihitung dengan jari.
Apalagi kalau kita bertanya dari Guru Besar, Doktor, dan dan para Dokter itu, berapa orang yang murni kader muhammdiyah? Agak sulit menjawabnya. Oleh karenanya uurgen untuk menampilkan lembaga pendidikan tinggi muhammadiyah yang semakin berkualitas dan mendunia baik sarana, proses pembelajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, maupun lulusan.
Demikian juga lembaga kesehatan yang representatife juga semakin menjadi hal yang niscaya dengan berdirinya Klinik Muhammdiyah yang menjadi cikal bakal Rumah Sakit Muhammadiyah sekaligus Rumah Sakit Pendidikan FK UM Kendari.
Hal ini dimaksudkan agar PWM ke depan dapat menyiapkan sumberdaya kader yang diharapkan dapat melangsungkan dan melanggengkan dakwah dan kaderisasi di setiap jenjang pendidikan Muhammadiyah di Sulawesi Tenggara.
Selain itu juga dimaksudkan untuk menangkap dan menindaklanjuti cita-cita spektakuler Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah yang akan memprogramkan 5.000 doktor di lingkup persyarikatan Muhammdiyah.
Sumber daya kader Angkatan Muda Muhammdiyah sudah saatnya dipikirkan untuk diberikan peluang dan dorongan sekaligus bantuan untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat doktoral, sekaligus menyiapkan sumberdaya kader yang kompeten dalam bidang kedokteran.
3. Massifikasi perkaderan
Perkaderan adalah proses yang terus menerus dalam menyiapkan, membangun dan memberdayakan kader persyarikatan untuk kelangsungan institusi amal usaha dan persyarikatan itu sendiri.
Perkaderan adalah penyiapan generasi pelopor, pelanjut, dan penyempurna amal usaha muhammadiyah. Dengan perkaderan, internalisasi dan kristalisasi nilai-nilai perjuangan, identitas dan ideologi Muhammadiyah serta pemahaman agama Muhammadiyah dapat ditransfer secara efektif dan bermakna.
Dalam kurun periode muywil 7 (2015-2022) MPK telah melaksanakan perkaderan utama berupa Baitul Arqam dan perkaderan fungsional berupa Pelatihan Muballigh yang cukup intensif. Baitul Arqam sebanyak 10 kali, Pelatihan Muballigh sebanyak 1 kali telah melahirkan alumni lebih kurang 1000 orang, Meskipun belum memenuhi target, namun kita bersyukur dapat terlaksana dengan baik. Oleh karenanya perkaderan 5 tahun ke depan mestinya menjadi agenda strategis baik bagi pimpinan persyarikatan di semua tingkatan, pimpinan amal usaha, maupun bagi pimpinan ortom pada semua tingkatan.
4. Pembinaan dan Pemberdayaan Daerah, Cabang, dan Ranting.
Data yang dirilis oleh sekretariat PWM Sultra tahun 2023 menjelang Musywil Muhammadiyah menunjukkan bahwa jumlah PDM sebanyak 15, jumlah PCM sebanyak 90 sedangkan jumlah ranting belum ada data.
Jika setiap cabang melaksanakan pengajian satu kali satu bulan, maka ada 90 kali pengajian tiap bulan, artinya dalam setahun ada 1080 kali pengajian. Jika setiap cabang itu mengikuti dan menaati syarat pendirian cabang, maka akan ada 90 SD/MI Muhammadiyah yang unggul. Jika setiap PDM menaati dan mengikuti syarat pendirian daerah, maka akan ada 13 SMP/MTs Muhammadiyah yang unggul.
Dan jika setiap PDM ada satu SMA/SMK/MA, maka akan ada minimal 15 SMA/MA/SMK Muhammadiyah unggul. Untuk itu pembinaan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas dan sumberdaya insani pada tingkat cabang dan daerah menjadi hal yang harus menjadi prioritas PWM periode ke depan.
5. Inventarisasi dan pemberdayaan tanah waqaf
Tanah ataupun lahan yang diwaqafkan umat kepada Muhammadiyah Sulawesi Tenggara merupakan amanah umat yang diharapkan dapat segera dimanfaatkan dan diberdayakan persyarikatan. Antusiasme warga dan simpatisan muhammadiyah untuk berwaqaf di persyarikatan menunjukkan bahwa kepercayaan umat kepada muhammadiyah Sulawesi Tenggara semakin tinggi.
Tentu kepercayaan ini diharapkan dapat terus terjaga dan terawat dengan jalan melakukan inventarisasi agar terdata dengan baik dan rapih. Disamping itu, memberdayakan waqaf tersebut untuk kepentingan umat sesuai tujuan dari para pewaqaf juga menjadi hal yang niscaya.
Catatan penulis ada sekitar ratusan hektar tanah/lahan waqaf umat yang diserahkan ke persyarikatan dan terbentang dari ujung Utara Kolaka, Konawe, Muna, Buton sampai ke kepulauan Wakatobi. Demikian juga lahan yang dibeli dan dibebaskan baik oleh UM Kendari maupun UM Buton yang jumlahnya mencapai sekitar 50-an hektar dan semua itu merupakan hak milik persyarikatan, bukan dan tidak akan pernah menjadi hak milik perorangan.
Kelima agenda strategis tersebut di atas bukan hal yang tidak dapat dicapai dan dilaksanakan, apalagi hal yang utopis. Karena Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sulawesi Tenggara memiliki kekuatan berupa, adanya tujuh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, adanya sumberdaya kader dengan berbagai latar belakang keilmuan yang komitmen terhadap pengembangan persyarikatan, adanya sinergi yang baik dengan pemerintah setempat, serta tingginya kesadaran dan partisipasi warga dan simpatisan muhammadiyah untuk bersama-sama menggerakkan dan menggembirakan program-program persyarikatan.
Demikian lima agenda strategis ini, mudah-mudahan dapat menjadi bahan diskusi dan kajian dalam musyawarah wilayah ke – 8 muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sulawesi Tenggara. Semoga musywil berjalan sukses, lancar, bermartabat dan menghasilkan keputusan-keputusan yang senantiasa meneguhkan Islam Berkemajuan dalam rangka Mencerahkan Sulawesi Tenggara. Aamiin. (*)
Discussion about this post