Maros, Sulawesi Selatan – Limbah rumput dan kotoran sapi di Kebun Raya Pucak, Maros, kini tidak lagi menjadi masalah lingkungan, melainkan sumber daya berharga.
PT Pertamina Patra Niaga Sulawesi melalui unit Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin meluncurkan program inovatif bernama Eco-Cycle, yang bertujuan mengubah limbah organik menjadi pupuk kompos berkualitas untuk koleksi tanaman kebun raya.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kebun Raya Pucak ini melibatkan pengelola kebun dan komunitas lokal, termasuk perwakilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Baji Minasa.
Program ini bukan hanya sosialisasi, tetapi sebuah gerakan nyata untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak penumpukan limbah.
Andreas Yanuar Arinawan, AFT Manager Hasanuddin, menyatakan bahwa Eco-Cycle lahir untuk mengubah cara pandang terhadap limbah.
“Apa yang dulu hanya dianggap masalah, sekarang menjadi solusi untuk keberlangsungan taman ini. Program ini juga membuka peluang agar Kebun Raya Pucak bisa mandiri dalam penyediaan pupuk organik sekaligus menginspirasi komunitas lokal untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan,” ungkap Andreas.
Dukungan Penuh dan Pencapaian SDGs
Dalam sesi pelatihan, peserta diajak mempraktikkan langsung pembuatan kompos menggunakan potongan rumput, daun kering, dan kotoran sapi.
Untuk memastikan program berjalan berkelanjutan, AFT Hasanuddin memberikan dukungan berupa alat dan bahan pendukung, seperti compost bag, starter, dan mikroorganisme lokal (MOL).
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, T. Muhammad Rum, menambahkan bahwa Eco-Cycle selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), menyentuh berbagai aspek penting:
* SDG 5 (Kesetaraan Gender): Melalui pemberdayaan KWT Baji Minasa sebagai pionir pengelolaan lingkungan.
* SDG 12 (Produksi Bertanggung Jawab): Mendorong pola produksi yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah organik.
* SDG 13 (Perubahan Iklim): Mengurangi emisi karbon dari pembakaran sampah dan memperbaiki kualitas tanah.
* SDG 15 (Ekosistem Daratan): Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan konservasi.
Program Eco-Cycle dinilai sebagai bentuk kepedulian dan sinergi nyata antara industri, komunitas lokal, dan kawasan konservasi demi mewujudkan masa depan Maros yang lebih hijau dan lestari.
Editor : Agus Setiawan
Discussion about this post