KENDARI – Kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah pelajar di SMK Unaaha, Sulawesi Tenggara, setelah mengonsumsi menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) memicu reaksi keras dari Gerakan Pemuda Al Washliyah Sulawesi Tenggara (GPA Sultra).
Ketua GPA Sultra, Muh Iksan Saranani, menuntut pemerintah bertanggung jawab penuh dan mendesak Presiden Prabowo Subianto selaku penanggung jawab program untuk segera melakukan evaluasi total sebelum program tersebut menelan korban jiwa.
MBG Berbalik Jadi Musibah Nasional
Muh Iksan Saranani mengungkapkan kekecewaannya lantaran program MBG, yang awalnya diharapkan menjadi benteng gizi dan ketahanan tubuh bagi para siswa, justru berbalik menjadi musibah.
Kasus keracunan di Unaaha menambah daftar panjang insiden serupa yang terjadi di berbagai sekolah di seluruh Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
“Program MBG ini perlu secepatnya dievaluasi. Beberapa bulan terakhir ini program MBG telah banyak memakan korban, dan itu bukan hanya di Sulawesi Tenggara saja, namun telah terjadi di beberapa wilayah provinsi lainnya di Indonesia,” tegas Iksan.
Ia menambahkan bahwa insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan orang tua murid.
“Seharusnya program MBG ini merupakan harapan bagi orang tua murid untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka, namun justru MBG ini berbalik menjadi musibah,” ujarnya.
Guru Jadi ‘Korban’ dan Proses Belajar Terganggu
Iksan Saranani juga menyoroti dampak lain dari keracunan massal ini yang membebani para tenaga pendidik. Menurutnya, program MBG tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga menjadi musibah tersendiri bagi para guru di sekolah.
“Ini akan mengganggu proses aktivitas belajar, sekaligus guru juga akan menjadi tempat pelampiasan amarah dari para orang tua siswa murid, karena guru harus berhadapan langsung oleh orang tua siswa,” papar Iksan.
Pemerintah Pusat Didesak Bertindak Cepat
Mengingat kasus keracunan terus berulang, GPA Sultra mendesak pemerintah pusat untuk mengambil langkah cepat dan serius. Iksan berharap Presiden Prabowo Subianto segera melakukan evaluasi dan perbaikan mendasar pada program MBG.
“Kami berharap kepada pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto selaku penanggung jawab atas program MBG tersebut, kiranya untuk segera dan secepatnya dievaluasi sebelum menelan korban jiwa (kematian),” katanya.
Ia juga memperingatkan bahwa jika insiden fatal terjadi, hal itu akan menjadi isu nasional yang berdampak buruk terhadap citra dan program pemerintah lainnya akibat hilangnya kepercayaan masyarakat Indonesia.
Usulkan Keterlibatan Guru dalam Pengawasan
Sebagai solusi, Iksan Saranani menyarankan agar pemerintah melibatkan langsung guru di setiap sekolah dalam pelaksanaan dan pengawasan program MBG.
“Seharusnya program MBG ini harus dilibatkan langsung oleh para guru di setiap sekolah, karena guru lebih paham kondisi siswanya dan guru sudah barang pasti sayang terhadap muridnya, karena guru itu adalah pengganti orang tuanya di saat di sekolah,” tutupnya, seraya meminta pemerintah untuk tidak menyepelekan kasus keracunan makanan yang sedang viral ini.
Laporan : Agus Setiawan
Discussion about this post