RADARKENDARI.ID – Kendari, Sulawesi Tenggara — Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk dan KB) tengah menggenjot pelaksanaan program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting).
Program ini berfokus pada percepatan penurunan angka stunting dengan menjadikan intervensi Makanan Bantuan Gizi (MBG) sebagai prioritas utama.
Kepala Dinas Dalduk dan KB Kota Kendari, Jahuddin, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 4.309 keluarga di Kendari yang masuk dalam kategori berisiko stunting (KRS).
Angka ini didorong ke Badan Gizi Nasional (BGN) agar segera mendapatkan intervensi MBG.
“Saat ini, kita punya keluarga risiko stunting di Kota Kendari ada 1.018, bahkan data terakhir itu 4.309 data yang kita dorong ke Badan Gizi Nasional untuk mendapatkan MBG,” jelas Jahuddin dalam pertemuan Penguatan Puskesmas Inisiasi TBC RO, Rabu (24/9/2025).
Jahuddin mengungkapkan, kategori risiko stunting dipicu oleh beberapa indikator, termasuk masalah sanitasi, akses air bersih, serta kondisi yang dikenal dengan “Empat Terlalu” (terlalu muda menikah, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu rapat jarak anak).
MBG Jadi Solusi Genting
Sebagai langkah cepat dan konkret dalam Program Genting, Dinas Dalduk dan KB memprioritaskan penyaluran MBG.
Bantuan ini diberikan secara rutin setiap hari untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di kelompok non-pendidikan (kelompok rentan).
Jahuddin melaporkan, hingga hari ini, sudah ada sekitar 1.500 keluarga berisiko yang menerima bantuan MBG harian tersebut. Makanan bergizi ini diantar langsung ke rumah penerima oleh kader-kader pendamping keluarga.
“Dengan harapan bahwa kalau misalnya angka ini sudah bisa mendapatkan pelayanan asupan gizi secara rutin melalui MBG, kita berharap bisa terjadi percepatan penurunan angka stunting dan tidak muncul lagi stunting baru,” tegas Jahuddin.
Menurutnya, intervensi ini difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang dimulai sejak masa kehamilan (9 bulan 10 hari) hingga anak berusia dua tahun.
Peran Pemerintah Kota dan Data Akurat
Meskipun sumber daya MBG berasal dari BGN, Pemerintah Kota Kendari berperan penting dalam menyediakan data by name by address serta menggerakkan kader-kader pendamping untuk distribusi.
Mengenai data stunting di Kendari, Jahuddin menyebutkan adanya perbedaan angka.
Berdasarkan Survei Statistik Kesehatan Indonesia (SSGI), angka stunting Kota Kendari saat ini berada di kisaran 24%.
Namun, hasil pengukuran langsung di lapangan (elektronik pencatatan gizi berbasis masyarakat) menunjukkan angka yang jauh lebih kecil, yakni sekitar 3%.
“Kita sandingkan, justru ini yang by name by address (hasil pengukuran langsung) kita jadikan sebagai dasar intervensi. Kemudian hasil survei yang tinggi kita jadikan sebagai spirit untuk lebih maksimal lagi,” pungkas Jahuddin.
Selain MBG, Pemkot Kendari juga tengah mendorong konsep program pendampingan lain, seperti program “persaudaraan madani” atau “orang tua asuh” untuk melengkapi upaya edukasi dan penyuluhan kepada keluarga berisiko.
Laporan : Agus Setiawan
Discussion about this post