Jakarta – Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara kembali mengalami kebakaran pada Jumat (3/2) malam. Hingga saat ini belum ada laporan resmi dari PT Pertamina soal penyebab dan penanganan kebakaran tersebut.
Diketahui, Depot Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara pernah mengalami kebakaran hebat pada Januari 2009. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 21.15 WIB itu melalap satu tangki penimbunan premium bernomor 22 berkapasitas 10.000 kiloliter
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba meminta agar pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya insiden Kebakaran di Integrated Terminal BBM Jakarta Pertamina, Plumpang, Jumat (3/3/2023) malam dipecat.
“Kami meminta agar pihak yang bertanggung jawab atas Kebakaran di Integrated Terminal BBM Jakarta Pertamina, Plumpang ini dipecat”, Tutur Ikram
Ikram mengatakan ledakan dan kebakaran yang terjadi merupakan dampak dari kelalaian pihak pertamina dalam melakukan pemeliharaan terhadap pipa penampung dan penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah berusia puluhan tahun
“Konstruksi pipa penampung dan penyalur BBM milik Depo Pertamina Plumpang telah berusia puluhan tahun sejak 1974, Mestinya pemeliharaan dan perawatannya diperhatikan. Ini murni kelalaian dari pihak pertamina dan mereka harus bertanggung jawab atas korban jiwa dan kerugian negara yang ditimbulkan akibat ledakan tersebut”, Ujarnya
Ia menyebutkan bahwa TBBM Plumpang telah memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 Kiloliter, Depot pertamina tersebut juga merupakan terminal BBM terpenting di Indonesia. Karena dapat mensuplai ke sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Depo tersebut juga menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.
“Depo Pertamina Plumpang tersebut memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 Kiloliter, TBBM Plumpang ini merupakan terminal BBM terpenting di Indonesia karena mensuplai ke sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25 persen dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Thruput BBM pun rata rata sebesar 16.504 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi wilayah Jabodetabek”, Bebernya
Untuk itu atas jatuhnya belasan korban jiwa dan kerugian negara yang ditimbulkan dari ledakan dan kebakaran depo pertamina Plumpang, Pihaknya meminta pemerintah dalam hal ini menteri BUMN untuk mengevaluasi seluruh jajaran direksi pertamina sebagai bentuk pertanggung jawaban atas insiden tersebut. Selain itu ia juga meminta aparat penegak hukum untuk transparan dalam melakukan investigasi kejadian tersebut, pihak yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut harus diberikan hukuman seadil-adilnya.
“Kami minta Pak Erik Tohir segera mengevaluasi seluruh jajaran direksi pertamina sebagai bentuk pertanggung jawaban atas insiden ini. Begitupun aparat penegak hukum mesti transparan dalam melakukan investigasi kejadian tersebut, agar pihak yang bertanggung jawab atas ledakan ini diberikan hukuman seadil-adilnya”, Tutupnya
Sebelumnya ditahun 2018 Depo Pertamina Plumpang pernah mengalami ledakan dengan nilai kerugian itu dihitung dari jumlah premium yang ada di tangki 24. Di tangki tersebut diperkirakan ada tiga ribu kilo liter premium. Sehingga dengan perhitungan Rp5.000 per liter (saat itu), totalnya sebesar Rp15 miliar.
Selain di Jakarta Utara, Depo Pertamina juga kebakaran juga pernah terjadi di Depo milik PT Pertamina daerah Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Insiden ini terjadi pada 18 Januari 2010 yang berasal dari mesin pompa atau alkon yang terletak sekitar lima meter dari tabung premium nomor 3. Kebakaran ini terjadi saat beberapa mobil tangki Pertamina tengah mengisi premium.
Dalam kejadian ini, seorang karyawan Pertamina menjelaskan tangki yang terbakar kosong. Karena itu, dampak kebakaran itu tidak sampai meluas. Depo Pertamina di Plumpang Kebakaran juga pernah terjadi di Depo Plumpang, Jakarta, yang terjadi pada 18 Januari 2010 silam.
Beruntungnya, api yang berkobar selama kurang lebih 10 jam di Depo tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Tak hanya Depo Pertamina, Kilang minyak PT Pertamina juga pernah terjadi beberapa kali, yakni;
Kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin (29/3/2021) dini hari tadi. Peristiwa kebakaran kilang maupun depo yang dialami PT Pertamina (Persero) ini ternyata bukan kali pertama terjadi.
Kilang Minyak PT Pertamina UP IV di Cilacap
Salah satu kilang minyak PT Pertamina IV Cilacap, Jawa Tengah, terbakar pada hari Minggu, 9 Maret 2008 pada pukul 08.15 WIB. Kejadian ini bermula saat muncul kilatan api (flasihing) di Fin Fan Cooler (alat pendingin) di FOC I. Akibatnya, empat orang terbakar, dua di antaranya tewas.
Setahun berselang, kebakaran hebat pun kembali melanda kilang minyak Cilacap. kebakaran ini terjadi di areal unit pengolahan IV Pertamina Cilacap, sekitar pukul 08.10 WIB pada Rabu, 3 Juni 2009.
Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap
Kebakaran tersebut terjadi pada tahun 2016, pada tangki Asphalt yang tengah dalam perbaikan. Pihak Pertamina memastikan bahwa tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut.
Kilang Minyak PT Pertamina di Dumai
Kilang minyak milik PT. Pertamina Unit II di Jalan Putri Tujuh Dumai, Riau meledak. Akibat ledakan yang terjadi pada Minggu, 16 Februari 2014 sekitar pukul 23.00 WIB ini, sejumlah tangki berisi minyak mentah berhamburan dan terbakar mengenai rumah warga sekitar.
Kilang Minyak PT Pertamina UP V di Balikpapan
Kebakaran melanda kilang minyak PT Pertamina V d Balikpapan, Kalimantan Timur pada hari Jumat, 19 Juni 2020. Berdasarkan informasi, kobaran api berasal dari salah satu area Hydrocracker Unit Plant 3B.
Sebanyak 3 unit mobil pemadam dan 3 unit trailer foam milik Pertamina dikerahkan untuk memadamkan kebakaran api tersebut. Pihak Pertamina memastikan kejadian di area tersebut tidak sampai menggangu produksi kilang. Tak hanya itu, insiden ini juga tidak menimbulkan korban dan dampak yang luas.
Kilang Minyak PT Pertamina di Balongan
Kebakaran dahsyat terjadi di Kilang Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada hari Senin, 29 Maret 2021 sekira pukul 00.45 dinihari tadi.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Indramayu, sedikitnya ada 15 orang yang mengalami luka ringan, sedangkan luka berat sebanyak 5 orang. Tak hanya korban luka, akibat peristiwa ini sejumlah warga yang tinggal dekat area tersebut diungsikan di dua lokasi pengungsian. Tercatat, sebanyak 520 warga mengungsi.
Kilang Minyak PT Pertamina Balongan
Selain itu Kilang Minyak PT Pertamina Balongan juga pernah terbakar pada Oktober 2007 silam. Namun, kobaran api kala itu tak merusak fasilitas produksi yang signifikan dari kilang minyak tersebut.
Kebakaran kembali terjadi di kilang minyak Balongan pada tahun 2019 kemarin. Si jago merah berkobar di area boiler penyuplai gas untuk mendukung kegiatan kilang minyak. Insiden kebakaran yang terjadi pada hari Senin, 4 Januari 2019 sekira pukul 09.40 WIB ini tidak ada korban jiwa. (rls)
Discussion about this post