RADARAKENDARI.ID- Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton menjadi saksi sejarah saat diluncurkannya pilot project implementasi 10 program pokok PKK. Acara yang penuh semangat ini ditandai dengan berbagai kegiatan yang membawa harapan baru bagi masyarakat desa Sampuabalo.
Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pemberian pil tambah darah kepada siswa SMA dan SMK setempat. Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dra. Hj. Wa Ode Munanah Asrun Lio, secara simbolis menyerahkan bantuan rumah pangan B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) kepada Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sampuabalo.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh penting, termasuk Sekda Kabupaten Buton, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Buton, PJ Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton, Camat Siotapina, Kepala Desa Sampuabalo, serta tokoh masyarakat, pemuda, dan agama setempat.
Salah satu fokus utama pada hari pertama adalah sosialisasi pencegahan stunting, pernikahan dini, kekerasan seksual, human trafficking, narkoba, dan perundungan kepada siswa SMA, SMK, dan SMP se-Kecamatan Siotapina. Sosialisasi ini diisi oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, Dinas Dukcapil, Dinas Dikbud Provinsi Sultra, Kanwil Kemenag Provinsi Sultra, serta Tim Penggerak PKK Provinsi Sultra. Sosialisasi tersebut mendapat respons yang sangat antusias dari para siswa dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Ketua PKK Sultra, Wa Ode Munanah Asrun Lio menekankan bahaya stunting yang mengancam masa depan Indonesia. Ia menyebutkan bahwa di Desa Sampuabalo terdapat 55 anak yang menderita stunting. Jika tidak segera ditangani, 10 atau 20 tahun mendatang, desa ini akan dipenuhi oleh anak-anak yang mengalami stunting, yang akan menghambat pembangunan desa.
Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi sangat penting dan harus menjadi prioritas utama. Wa Ode Munanah juga mengajak para wanita untuk mengejar pendidikan minimal hingga sarjana, karena pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
“Pencegahan stunting adalah prioritas utama kami. Kami hadir di sini untuk memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat dan anak-anak sekolah serta melakukan intervensi langsung dengan pemberian makanan beragam, bergizi, seimbang, dan aman kepada ibu hamil dan menyusui serta balita stunting/gizi buruk. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan. Semoga intervensi yang kami lakukan dapat memberikan manfaat bagi pembangunan generasi emas di Sampuabalo khususnya, dan Indonesia pada umumnya,” ujar Wa Ode Munanah.
Pada hari kedua, kegiatan difokuskan pada peningkatan kapasitas bagi pengurus Tim Penggerak PKK dari 11 desa di Kecamatan Siotapina, 7 kecamatan di Kabupaten Buton, dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar pengurus PKK dalam menjalankan 10 program pokok PKK di wilayah masing-masing.
Dalam sesi ini, para peserta mendapatkan pelatihan dan bimbingan langsung dari para ahli dan praktisi yang kompeten di bidangnya. Mereka diajarkan berbagai strategi dan metode efektif untuk mengimplementasikan program-program PKK dengan lebih baik.
Salah satu narasumber didatangkan dari ketua TP PKK desa Towua Kec.Wundulako Kabupaten Kolaka yang menyampaikan kisah suksesnya dalam membina tim Penggerak PKK melaksanakan program B2SA dalam menurunkan Stunting di wilayahnya. Dimana data awal di desanya terdata sebanyak 36 anak stunting dan dengan interfensi lewat program rumah pangan B2SA di tahun 2023 berhasil menurunkan stunting sehingga tersisa 5 penderita stunting di wilayahnya. Salah satu yg dilakukan adalah menerapkan inovasi berupa pembuatan nughet ikan bandeng campur kelor yg diberikan kedalam menu anak stunting. Ada juga coocies campuran kacang ijo dan kelor yang disebut dengan COKILO.
“Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini, para pengurus PKK dapat lebih termotivasi dan memiliki keterampilan yang memadai untuk menggerakkan program-program yang telah direncanakan, demi kesejahteraan masyarakat di wilayah mereka,”harapnya.
Dengan diluncurkannya pilot project ini, diharapkan Desa Sampuabalo dapat menjadi contoh sukses dalam implementasi 10 program pokok PKK. Kesuksesan ini tentunya memerlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, pengurus PKK, hingga seluruh masyarakat. “Semoga langkah awal ini dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi Desa Sampuabalo dan Kabupaten Buton khususnya dan Sultra secara umum,”pungkasnya. (adm)
Discussion about this post