Konawe Selatan – Usai peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Hidayah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Rawa Aopa, mantan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka memberikan kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa dan sejumlah dosen pengajar, Kamis (13/4/2023).
Sebelum memasuki Gedung Auditorium kampus STAI Rawa Aopa, bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) ini disambut tarian khas Suku Tolaki yakni Tari Mondotambe.
Tidak lama berselang, ASR sapaan akrab Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, memasuki venue dan memulai memberikan motivasi dan membuka kuliah umum di hadapan mahasiswa dan sejumlah tokoh masyarakat Rawa Aopa bertajuk “Bela Negara Generasi Muda Menguatkan Negeri dan Menjaga Keutuhan NKRI”.
Dikesempatan ini, ASR mengatakan bahwa kegiatan bela negara pada saat ini tidak harus dengan mengangkat senjata seperti yang pernah dilakukan para pejuang kemerdekaan pada zaman dahulu.
“Misal ibu-ibu sedang mengajar di sekolah dan anak didiknya paham tentang hak dan kewajiban, itu sudah bagian dari bela negara yang bisa kita lakukan saat ini,” ujar ASR.
Pada kuliah umum tersebut, ASR juga berdialog dengan para mahasiswa tentang bagaimana menjaga stabilitas dan ketahanan sebuah negara. Kata dia, bela negara adalah sikap dan tindakan yang dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam rangka mempertahankan keselamatan, keutuhan wilayah dan keselamatan negara.
Menurutnya, stabilitas yang dicapai melalui kerja sama dan kesadaran bersama akan memperkuat sebuah ketahanan negara dalam menghadapi berbagai macam ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.
ASR juga menggambarkan, bahwa dinamika perkembangan lingkungan strategis dunia dewasa ini telah berubah dan sangat terbuka. Diantaranya termasuk dimensi ancaman dari waktu ke waktu semakin kompleks sebagai dampak kemajuan pengetahuan manusia.
Misalnya sebuah serangan terhadap ekonomi suatu negara sebagai cara untuk melemahkannya sebelum serangan fisik yang sebenarnya. Menurutnya lagi, mereka kemungkinan besar akan mengganggu sektor ekonomi untuk menciptakan ketidakstabilan dan ketahanan nasional.
“Begitu ekonomi negara melemah, musuh kemudian dapat melancarkan serangan fisik. Misalnya mereka mau menyerang kita, maka mereka pasti akan mengganggu sektor ekonomi kita untuk merusak, sehingga kita tidak punya ketahanan, setelah di dalam negeri sudah hancur maka mereka akan datang,” terangnya.
ASR menyampaikan, wajib bela negara telah diatur oleh undang-undang dan merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Dalam situasi darurat, peran TNI dan Polri menjadi lebih besar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Namun, dalam keadaan darurat sipil, gubernur, dan bupati tetap memiliki peran penting dalam mengendalikan situasi di daerahnya masing-masing, meskipun didukung oleh TNI dan Polri. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemerintahan tetap berjalan dan masyarakat merasa aman.
Ditempat yang sama, Ketua Yayasan STAI Rawa Aopa Konsel, Al Asri, mengatakan mahasiswa dan masyarakat di sekitaran Kampus STAI Rawa Aopa sangat senang atas kehadiran Ketua BPW KKSS Sultra itu di Rawa Aopa.
“Kami bersyukur Jenderal bisa hadir bersama kita dan ini bentuk beliau dekat dengan masyarakat dan dunia pendidikan juga,” katanya. (red/id)
Discussion about this post