Kendari – Setiap kali memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Kendari, memori warga senantiasa diingatkan akan sejarah perjalanan dagang seorang berkebangsaan Belanda bernama Jacques Nicholas Vosmaer yang pertama kali menemukan Kota Lulo pada tahun 1831.
Melalui perjalanan yang cukup panjang, kini Kota Kendari mengalami kemajuan signifikan pada berbagai sektor pembangunan, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, layanan publik, sosial, maupun budaya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kendari, Cornelius Padang mengungkapkan, menapaki usianya ke-192 Kota Kendari menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Kendari terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2022 mencapai 84,51 poin, meningkat dari tahun 2021 yang berada dalam pada angka 84,15 poin.
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya angka harapan hidup, melek huruf pendidikan dan standar hidup masyarakat.
”Capaian tersebut menempatkan Kota Kendari diurutan ke empat nasional sebagai daerah dengan IPM tertinggi dan urutan pertama untuk lingkup Sulawesi Tenggara,” ungkap Cornelius Padang, Selasa (09/05/2023).
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Kota Kendari walaupun mengalami kontraksi akibat dampak Covid-19, perlahan mulai mengalami pertumbuhan dimana pada tahun 2021 sebesar 3,86 persen, menjadi 4,94 persen pada tahun 2022, atau naik sebesar 1,08 persen.
Kemudian tingkat kemiskinan masih dapat dipertahankan dibawah 5 persen, dan mengalami penurunan sebesar 0,3 persen, dimana pada tahun 2021 diangka 4,87 persen, turun menjadi 4,57 persen pada tahun 2022.
Pendapatan perkapita masyarakat juga mengalami peningkatan dari sebesar 67,58 juta pada tahun 2021 menjadi 74,16 juta pada tahun 2022. Hal tersebut juga diikuti pada angka harapan hidup mengalami peningkatan, dari 73,52 tahun pada 2021, menjadi 73,77 tahun pada 2022.
Pemkot Kendari juga berhasil menekan angka stunting misalnya pada tahun 2021 kasus stunting kota Kendari berada pada angka 24 persen, sampai akhir tahun 2022 mampu diturunkan 4,5 persen menjadi 19,5 persen.
“Capaian penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan ini menjadikan Kota Kendari sebagai role model peta aksi baik audit kasus stunting secara nasional,” ungkap Cornelius Padang.
Selanjutnya, operasionalisasi mall pelayanan publik yang mengintegrasikan 121 layanan, dan mensinergikan 32 gerai yang terdiri dari 14 instansi vertikal, 8 OPD, 6 BUMN, 2 BUMD dan 2 organisasi profesi.
Kemudian pengurangan cakupan wilayah kumuh seluas 24 hektar pada tahun 2022 baik skala kawasan melalui penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Papalimba Lapulu-Puday maupun skala lingkungan pada 4 kelurahan yaitu Kelurahan Anggoeya, Rahandouna, Pondambea dan Kelurahan Wua-wua.
Mantan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kota Kendari ini berharap kemajuan diberbagai sektor saat ini bisa menjadi pelecut semangat bagi seluruh insan Pemkot Kendari untuk senantiasa berbenah dan bergerak mewujudkan Kendari sebagai kota yang maju, mandiri, sejahtera masyarakatnya dan berkeadilan dalam pelayanan masyarakat.(Rls)
Discussion about this post