Kendari – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru saja merilis hasil survei Calon Gubernur (Cagub) Sultra Periode 2024 – 2029. Hasilnya beberapa tokoh Sultra mencuat namanya sebagai kandidat kuat cagub. Hj. Tina Nur Alam masuk termasuk didalamnya.
Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman mengungkapkan, Hj Tina Nur Alam menjadi salah satu kandidat kuat cagub pembawa perubahan di Sultra. Tina Nur Alam berada diantara beberapa tokoh Sultra lainnya diantaranya Ridwan Bae dan Lukman Abunawas.
Lanjut dia, berdasarkan hasil survei, menunjukkan sebanyak 96,2 persen masyarakat Sultra ingin perubahan.
“Temuan survei menunjukan bahwa keinginan perubahan warga Sultra sebesar 96,2 persen. Kami breakdown atau turunkan ke segmen jenis kelamin, hasilnya baik pemilih laki-laki maupun perempuan sama-sama ingin perubahan, di mana pemilih laki-laki sebesar 97,3 persen yang ingin perubahan dan pemilih perempuan sebesar 95 persen,” ujar Ikrama Masloman dikutip dari kendariekspres.com.
Survei digelar sepanjang Maret 2023 dengan responden sebanyak 800 warga pemilih di Sultra. Metode survei adalah wawancara langsung dengan margin of error survei sebesar plus minus 3,5 persen.
Isu perubahan juga mencuat di segmen pemilih berdasarkan perbedaan agama. Baik warga Muslim (95,9 persen) dan non-Muslim (98) sama-sama menginginkan perubahan.
Keinginan perubahan juga terlihat di segmen tingkat pendidikan. Warga di semua tingkat pendidikan ingin ada perubahan. Yakni, lulusan SD ke bawah (93,2 persen), tamat SMP (93,9 persen), tamat SMA/sederajat (98,9 persen), dan pernah kuliah (98,2 persen).
“Dari hasil survei itu, LSI melihat setidaknya ada tiga alasan mengapa keinginan masyarakat Sulawesi Tenggara menginginkan perubahan sangat tinggi,” ujar Ikrama.
Pertama, kata dia, masyarakat menilai kehidupan mereka tidak berubah selama sepuluh tahun terakhir. Sebesar 53 persen publik mengatakan bahwa kehidupan mereka tidak berubah selama lima tahun terakhir dan 2,6 persen lebih buruk. Hanya sebesar 38,7 persen publik yang menganggap kehidupan mereka membaik.
Kedua, penilaian publik terhadap sejumlah aspek, khususnya ekonomi, juga masih rendah. Meski 61,5 persen menilai perekonomian Sultra baik, namun masih ada 34,7 persen responden yang menilai keadaan ekonomi tidak baik dan 2 persen buruk.
“Terakhir, kondisi kemiskinan dan pengangguran dinilai masih menjadi masalah utama. Sebanyak 53,8 persen masyarakat menilai kondisi pengangguran sekarang meningkat jika dibandingkan sebelumnya,” kata dia. (rls)
Discussion about this post