Konawe Selatan, RadarKendari.id – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kembali di jalankan Universitas Halu Oleo (UHO) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM).
Sebanyak enam Dosen UHO, yakni Dr. Nanik Hindaryatiningsih, S.E., M.Si, Dr. La Aba, S.Si., M.Si, Dr. Mulidin S.Si., M.Si, Dr. Nani Yuniar, SKM., M.Kes, Achmad Selamet Aku., S.PT., M.Si, Syawaludin, S.Pi., M.Si. dan tiga orang dosen UGM yakni Dr. dr. Rustamaji., M.Kes., Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum, Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D melakukan kolaborasi PKM di tiga desa di kabupaten Konawe Selatan.
Kegiatan PKM Kolaborasi tingkat nasional merupakan pertama kali diadakan oleh UHO. Kegiatan PKM ini terintegrasi dengan KKN tematik yang diikuti 20 orang mahasiswa UHO, dan 30 orang mahasiswa UGM menjalankan kuliah kerja nyata bersama selama 1 bulan (30 November -29 Desember 2023).
Para dosen bersama mahasiswa itu diharapkan bisa membantu mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat, dan mendorong pengembangan tiga desa terpencil di Namu, Batujaya dan Malaringgi Kabupaten Konawe Selatan.
Sebelum berangkat ke lokasi KKN, para mahasiswa itu mendapat pembekalan dari dosen UGM , Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum,Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D (20/11/2023).
Selanjutnya para mahasiswa mendapat pengarahan dan pelepasan di kantor LPPM UHO, Kendari (30/11/2023), oleh Rektor UHO yang diwakili Wakil Rektor 1 bidang akademik DR. La Hamimu, S.Si, M.Si.
Dalam pengarahannya disampaikan, bahwa kegiatan pengabdian dosen terintegrasi masyarakat periode 1 sudah selesai dilakukan (Juli 2023) dan pada kegiatan ini merupakan kegiatan yang kedua yang dilakukan secara berbeda.
“Ini baru pertama kali kegiatan kolaborasi KKN di tingkat nasional dilakukan UHO, sebagai tindak lanjut penandatanganan MOA dan PKS UHO dan UGM Tahun 2023,”ungkap La Hamimu.
Selanjutnya Ketua LPPM UHO, La Aba, menyampaikan bahwa Kegiatan ini merupakan kegiatan PKM di tiga desa di kabupaten Konawe selatan, Sulawesi Tenggara yang memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik dikunjungi.
“Kedatangan mahasiswa yang didampingi DPL dan ketua LPPM disambut oleh 3 kepala desa. Walau kami dan sempat kuatir dengan kondisi jalan yang baru dibuka dan dilanjutkan dengan kapal kecil. Meski mahasiswa pada histeris ketakutan, kami para DPL harus menguatkan karena ini adalah sebuah tantangan untuk pengabdian kepada masyarakat,” kata La Aba.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus ketua kegiatan PKM, Nanik mengungkapkan, tiga desa yang berada di Kabupaten Konawe Selatan ini memiliki destinasi dan potensi sumber daya alam yang berpeluang besar untuk dikembangkan.
“Sebelumnya untuk bisa ke desa ini biasanya ditempuh dengan naik perahu kecil, namun tahun 2023 telah dibuka akses jalan darat oleh pemerintah Kabupaten Konsel. Di tiga desa rata-rata memiliki destinasi wisata pesisir pantai, karang berbatik dan budaya yang bisa menarik para wisatawan,” jelas Nanik.
“Sementara keunggulan dan potensi dari segi bisnis UMKM mulai dari Mente, Pala, Pisang, Kelapa, dan cengkeh. Selama ini hanya dikembangkan oleh masyarakat lokal, sebatas dijual di pengepul,” tambahnya.
Irfan, salah satu peserta KKN Tematik mengungkapkan, di Desa tersebut ada beberapa penduduk yang mengolah kelapa menjadi kopra yang penjualannya ke pedagang India.
“Potensi wisata yang dimiliki oleh tiga desa di Kecamatan La Onti ini bisa menjadi peluang besar bagi masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomian desa jika dikelola dengan baik,” kata rifan, saat menerima kunjungan tim DPL (20/12/2023) lalu.
Sekedar informasi, adapun yang menjadi program utama PKM kolaborasi nasional mengembangkan desa wisata ini yakni Pendataan Masyarakat Lokal dan Pendataan Budaya Lokal.
Selanjutnya, pembuatan peta zonasi berdasarkan karakteristik tertentu dan Pembuatan denah wisata, pendataan keanekaragaman hewani dan hayati, serta pendataan kondisi kesehatan masyarakat sosial.
Sedangkan kegiatan pengabdian lainnya yang menjadi program tambahan adalah Pemeriksaan kesehatan gratis (gula darah, kolestrol dan asam urat) kepada 60 warga,(20/12/2023).
Program tambahan dibawah bimbingan slamet la aku adalah sosialisasi penyakit rabies dan hewan pembawa, sedangkan program dibawah bimbingan sawaludin membuat pembuatan nata decoco.
Kegiatan ini dilakukan bersama. Sisi lain yang menarik adalah kesederhanaan Masyarakat desa ternyata memiliki banyak kearifan lokal dan tradisi yang menarik untuk diangkat dan menjadi promosi wisata bagi desa tersebut.
“Selama sebulan penuh, dan mahasiswa pada enggan pulang karena betah di alam pedesaan dan keramahan masyarakat desa. Pada saat penarikan (29/12/2023) banyak oleh-oleh yang diberikan yaitu minyak goreng dan kacang mente, ini berarti mengabdi dan menggali,” pungkas nanik. (nan)
Discussion about this post