Perubahan Iklim : Dampaknya terhadap Pariwisata pantai Toronipa
Nama : Mustafidah
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Mandala Waluya
Perubahan iklim dan pemanasan global telah menjadi tantangan besar bagi berbagai destinasi pariwisata di seluruh dunia, termasuk Pantai Toronipa yang terletak di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Banyak orang meyakini bahwa bencana cuaca ekstrem berisiko memicu krisis global tahun ini. Hal ini tercatat dalam The Global Risk Report 2024 yang dirilis World Economic Forum (WEF). Dalam laporan tersebut, WEF melakukan survei kepada 1.490 pakar dari kalangan akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, organisasi internasional, dan komunitas masyarakat sipil yang tersebar secara global
Dari gambar krisis global surei diatas hasilnya, mayoritas atau 66% responden yakin bahwa kejadian yang paling berisiko menimbulkan krisis global pada 2024 adalah cuaca ekstrem. Selain itu 53% responden yakin ada risiko krisis global akibat misinformasi/disinformasi atau informasi menyesatkan yang diciptakan oleh artificial intelligence (AI). Risiko lain yang diyakini oleh responden termasuk polarisasi sosial-politik (46%), krisis biaya hidup (42%), serangan siber (39%), dan penurunan ekonomi (33%). Ada pula yang menganggap dunia bisa dilanda krisis akibat gangguan rantai pasokan sumber daya (25%), eskalasi konflik bersenjata antarnegara (25%), serangan terhadap infrastruktur penting (19%), serta gangguan pasokan pangan (18%).
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer telah membangun model prediksi musim Decision Support System (DSS) Kamajaya, yang membantu dalam memahami dan memprediksi perubahan iklim di Indonesia. Penelitian BRIN menunjukkan bahwa perubahan klimatologis di Indonesia selama 19 tahun (2001-2019) telah mengakibatkan durasi musim hujan yang lebih panjang di beberapa wilayah Timur Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara, tempat Pantai Toronipa berada. Hal ini mengakibatkan peningkatan intensitas hujan ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir dan erosi lebih lanjut.
Dampak Lingkungan di Pantai Toronipa
Perubahan iklim terhadap Pantai Toronipa di Sulawesi Tenggara dipilih sebagai fokus karena wilayah ini secara geografis sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut dan cuaca ekstrem. Pantai Toronipa merupakan destinasi wisata penting bagi perekonomian lokal dan menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak warga setempat. Perubahan iklim yang mengakibatkan erosi pantai, banjir rob, dan kerusakan infrastruktur pariwisata dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar. Selain itu, kondisi unik ekosistem pesisir di Sulawesi Tenggara menyediakan konteks yang relevan untuk memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi wilayah pesisir dan mencari solusi adaptasi yang tepat untuk melindungi lingkungan dan mata pencaharian lokal. Pantai Toronipa, yang terkenal dengan pasir putih dan air laut yang jernih, kini mulai merasakan dampak negatif dari perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut yang terjadi secara bertahap telah menyebabkan erosi pantai yang signifikan, menggerus garis pantai, dan mengancam infrastruktur pariwisata yang ada. Banjir rob yang semakin sering juga mengganggu aktivitas wisata dan merusak fasilitas pantai.
Berdasarkan data rekapitulasi kunjungan wisata Kabupaten Konawe, Pantai Toronipa merupakan destinasi wisata pilihan pertama dengan jumlah kunjungan terbanyak, yaitu mencapai 3.325.000 jiwa pada tahun 2019.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Kunjungan Wisata Kabupaten Konawe
No | Obyek Wisata | Jumlah Kunjungan Wisatawan | |||
2017 | 2018 | 2019 | 2020 | ||
1 | Pantai Toronipa | 2.411 | 2.943 | 3.325 | 468 |
2 | Pantai Batu Gong | 1.742 | 2.435 | 2.954 | 351 |
3 | Puncak Bukit Auhawali | 763 | 932 | 1.182 | 262 |
4 | Argawana Camp | 1.552 | 1.632 | 2.663 | 375 |
5 | Air Terjun Kumapodahu | 226 | 269 | 273 | 112 |
6 | Goa Tebing Sewapudo | 154 | 174 | 192 | 58 |
7 | Air Terjun Andanawe | 269 | 471 | 639 | 435 |
8 | Makam Raja Lakidende | 151 | 243 | 291 | 132 |
Jumlah | 7.636 | 9.641 | 12.453 | 2.339 |
Sumber: Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Konawe (2020)
Dampak Sosial dan Ekonomi
Dampak lingkungan yang terjadi di Pantai Toronipa tidak hanya mempengaruhi keindahan alamnya tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Sektor pariwisata, yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat lokal, mengalami penurunan jumlah wisatawan akibat kondisi pantai yang semakin tidak teratur. Masyarakat yang bergantung pada pariwisata untuk mata pencaharian mereka kini harus mencari alternatif lain untuk bertahan hidup.
Penelitian BRIN juga menunjukkan bahwa perubahan iklim di Indonesia memiliki dampak yang berbeda di setiap wilayah. Di Timur Indonesia, termasuk Sulawesi, hujan ekstrem semakin sering terjadi selama musim kemarau, yang sebelumnya tidak umum. Ini tidak hanya mengganggu aktivitas wisata tetapi juga mengancam ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat setempat.
Upaya Mitigasi dan Adaptasi
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang komprehensif. Pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama dengan komunitas lokal dan berbagai organisasi lingkungan telah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak perubahan iklim di Pantai Toronipa. Beberapa langkah yang diambil antara lain adalah penanaman mangrove untuk mengurangi erosi pantai, pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, serta kampanye kesadaran lingkungan bagi masyarakat dan wisatawan.
Selain itu, penelitian dan pemantauan terus dilakukan untuk memahami lebih baik dinamika perubahan iklim dan dampaknya terhadap Pantai Toronipa. Dengan demikian, strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan dapat dirancang untuk melindungi pantai dan memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di daerah ini.
Kesimpulan
Perubahan iklim dan pemanasan global telah membawa tantangan baru bagi Pantai Toronipa dan destinasi wisata lainnya di seluruh dunia. Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan dampak negatif ini dapat diminimalkan, sehingga Pantai Toronipa tetap menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan di masa depan. Upaya adaptasi dan mitigasi yang tepat sangat diperlukan untuk melindungi keindahan alam dan keberlangsungan ekonomi di kawasan ini. Perlu juga adanya edukasi komprehensif bagi masyarakat untuk menghadapi fenomena cuaca ekstrem dan membangun ketahanan yang lebih baik terhadap perubahan iklim.
Discussion about this post