Kendari – Angka kematian akibat virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kendari cukup tinggi. Hingga Mei 2022, jumlahnya mencapai 3 kasus meninggal. Hal tersebut membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendari mengimbau masyarakat untuk mewaspai virus akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kendari, Elffi mengungkapkan kasus meninggal akibat DBD di Kota Kendari disebabkan oleh keterlambatan pasien melaporkan diri pada layanan fasilitas kesehatan. Masyarakat masih menganggap demam merupakan sakit biasa. “Biasanya orang menganggapnya hanya demam biasa. Padahal sudah terinveksi DBD,” ungkapnya, Jumat (02/06/2022).
Oleh karena itu, Elffi meminta masyarakat untuk segera melaporkan diri pada layanan fasilitas kesehatan terdekat jika merasakan gejala atau ciri-ciri terinfeksi DBD seperti diantaranya demam tinggi, mual (muntah), dan muncul bintik merah pada kulit.
“Segera melapor (ke Faskes atau Rumah Sakit), jangan mengobati diri sendiri dirumah seperti mengobati penyakit biasa. Karena DBD sangat berbahaya. Masa inkubasinya cepat dan resiko kematiannya juga tinggi,” ungkap Elffi.
Sebagai bentuk pencegahan, Elffi berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan 3M, menguras, mengubur, dan menutup. “Tidak ada yang bisa mengalahkan efektifitasnya 3M. Selain itu masyarakat juga harus berperilaku hidup bersih dan sehat,” pungkasnya. (ags)
Discussion about this post