Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melaunching Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting sekaligus menyerahkan bantuan kepada ibu hamil dan balita, guna menurunkan angka stunting di Kota Kendari. Kegiatan ini berlangsung di Aula Teporombua Lantai 4 di Gedung Balai Kota Kendari, Kamis (13/04/2023).
Penyerahan bantuan ini juga bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Kendari. Bantuan tersebut diserahkan kepada kepada 105 Balita dan ibu hamil serta santunan kepada 200 KK fakir miskin sebesar Rp60 juta.
Penjabat (Pj) wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan, berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kota Kendari berada di angka 19,5 persen.
Angka tersebut menurun dari tahun 2021 sebesar 24 persen, berdasarkan data SSGI itu, angka stunting Kota Kendari terendah dibandingkan dengan angka kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
“Ini adalah salah satu terobosan pemerintah kota dalam rangka menurunkan angka stunting dengan melakukan kerja-kerja bersama, gotong-royong bersama semua pihak tidak hanya unsur OPD tetapi juga melibatkan elemen lain, misalnya Baznas, Kementerian Agama, pimpinan dan anggota DPRD dan semua lembaga lainnya termasuk unsur Forkopimda,” paparnya, usai membuka secara langsung Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting.
Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini juga harapannya, tidak hanya memberikan bantuan tapi juga memberikan edukasi dan pendampingan mengenai pola hidup sehat. Gerakan ini telah berlangsung sejak 1 Maret 2023 lalu.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk dan KB) Jahudding mengatakan, Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini tidak hanya melibatkan Pemerintah Kota Kendari, namun juga melibatkan komunitas atau organisasi yang ingin terlibat dalam percepatan penurunan angka stunting.
“Kita berharap dengan cara ini, penurunan angka stunting segera menurun,” harapnya.
Kata dia, berdasarkan data Electronik, Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) angka stunting di Kota Kendari berjumlah 365 orang dan diberikan pendampingan oleh Tim Pemdamping Keluarga.
“Setelah dilakukan pendampingan ada penurunan, sekarang yang masuk prioritas pertama ini tinggal 105 orang,” katanya. (rls)
Discussion about this post