YOGYAKARTA, RADARKENDARI.ID – Pemuda asal Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Daffa Adiibah Sinapoy lahir dan tumbuh dalam keluarga dengan latar belakang akademis, mendorong semangat ini untuk mengejar prestasinya di Universitas Gajah Mada (UGM).
Pria yang akrap disapa Daffa ini berhasil mencatat gelar sebagai wisudawan tercepat dalam waktu 3 tahun 1 bulan 14 hari pada periode Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan 2024/2025, Kamis (21/11) lalu.
Dengan semangat, dedikasi, dan kerja keras, serta motivasi dari sang Ibu, Daffa telah membuktikan bahwa hasil tidak menghianati usaha sehingga bisa meraih predikat lulusan tercepat dalam wisuda UGM.
Selama kuliah, Daffa mengakui bahwa perjalanan akademiknya penuh warna, terlebih lagi saat pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi.
Sehingga ia harus kembali ke Kendari, sementara teman-temannya berada di Yogyakarta.
Dengan berbagai dinamika, pemuda yang hobby futsal ini mampu menjaga fokus pada tujuannya.
Ia percaya bahwa setiap hambatan adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.
“Saya sempat merasa kehilangan informasi penting terkait kelas dan kegiatan. Namun, saya tetap proaktif mencari informasi dan menjaga komunikasi dengan teman-teman serta dosen,” jelas Daffa saat dikutip di halaman www.ugm.ac.id.
Keberhasilan Daffa menyelesaikan studi dengan cepat tak lepas dari strategi belajar yang terarah. Ia memilih tema skripsi yang sesuai dengan minatnya, sehingga proses penulisan terasa lebih ringan. Manajemen waktu yang efisien juga menjadi kunci utama. Dengan membagi waktu secara proporsional antara akademik dan kegiatan lainnya, Daffa mampu menjaga keseimbangan hidup selama menjalani perkuliahan.
“Saya percaya bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai. Fokus utama saya adalah menyelesaikan apa yang sudah saya mulai,” ungkapnya.
Selain menyelesaikan studi dengan cepat, Daffa juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan penelitian. Di Keluarga Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik (Gamapi), ia berkontribusi di Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa.
Ia juga aktif di Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FISIPOL UGM serta menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Inkubasi dan Pengembangan Bisnis di Himpunan Pengusaha Muda PT UGM.
Daffa juga menyampaikan bahwa ia telah melakukan magang di lembaga-lembaga bergengsi, termasuk DPR RI Komisi X dan Sekretariat Negara Republik Indonesia sebagai analisis media dan pemantauan.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Inkubasi dan Pengembangan Bisnis di Himpunan Pengusaha Muda PT UGM. Daffa berkontribusi dalam mengorganisir PIONEERS 1.0 (kompetisi bisnis tingkat nasional pertama yang diadakan oleh organisasi tersebut).
Dalam bidang penelitian, ketertarikannya pada isu urbanisasi mendorongnya menggali lebih dalam tentang Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia melakukan wawancara dengan para ahli dan tokoh lokal untuk memahami dampak sosial dan lingkungan dari pembangunan tersebut.
“Salah satu yang paling berkesan adalah saat menjadi Bilateral Greeter di Paris Peace Forum. Daffa berinteraksi langsung dengan kepala negara dan delegasi internasional, memperluas wawasan tentang diplomasi dan hubungan global,” ungkap Daffa.
Ia juga menunjukkan kepeduliannya terhadap pengabdian masyarakat. Selama KKN di Desa Moolo, Sulawesi Tenggara, ia memimpin program pelatihan konten digital untuk ibu-ibu PKK, pengelolaan media sosial desa, dan inisiatif digitalisasi pemerintahan desa melalui program Moolo 4.0.
“Pengalaman KKN ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kontribusi kecil dapat memberikan dampak besar. Bahkan setelah KKN selesai, masyarakat desa masih sering menghubungi saya untuk berdiskusi tentang pengembangan desa,” katanya.
Setelah lulus, Daffa berencana melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sambil mencari peluang kerja yang relevan dengan bidang keahliannya. Ia bercita-cita bekerja di lingkungan multikultural yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Fokus saya mencari peluang yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekaligus memperluas wawasan saya secara global,” ujarnya.
Ia mengaku orang tua adalah inspirasi terbesarnya dalam menyelesaikan studi. Mengingat bahwa kedua orang tuanya ada seorang dosen dan pegawai negeri sipil, pendidikan selalu menjadi bagian penting dalam keluarganya. Ia menyampaikan bahwa peran sang Ibu sangatlah penting dalam menjaga fokusnya pada tanggung jawab akademik, terutama di waktu ia lengah untuk menunda mengerjakan skripsi.
“Saya sangat bersyukur lahir dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan. Ayah dan ibu saya adalah akademisi di bidang hukum dan kebencanaan, dengan ayah saya merupakan lulusan Magister Hukum dari Universitas Gadjah Mada,” ujarnya penuh rasa bangga.
Tak hanya berkutat dengan kehidupan akademik, Daffa selalu menyempatkan waktunya untuk melakukan aktivitas lainnya seperti olahraga dan kegiatan spiritual. Ia kerap melakukan olahraga tenis dan sepak bola untuk membantunya menjaga kesehatan fisik sekaligus menghilangkan stres.
Meluangkan waktu dengan teman dan keluarga juga penting baginya lantaran dukungan emosional sangat membantu menjaga semangat dalam menjalani studi.
Bagi mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studi, Daffa memberikan pesan inspiratif.
Menurutnya, sebagai mahasiswa tak perlu merasa takut apabila membuat kesalahan, karena itu adalah bagian dari pembelajaran. Ia berpesan agar mahasiswa tetap selalu konsisten, fokus, dan ingat bahwa dukungan dari teman, keluarga, serta pembimbing adalah aset penting yang bisa membantu mereka mencapai garis akhir.
“Enjoy the game! Yang terpenting, ingat bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai. Calm down, you are doing fine!” pungkasnya. (adm)
Discussion about this post