Kendari, RadarKendari.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari telah merilis angka inflasi daerah Periode Maret 2024. Hasilnya, Kota Kendari tercatat mengalami inflasi hanya 2,67 persen year on year (yoy). Capaian tersebut masih kategori terkendali.
Sukses Pemkot Kendari mengendalikan inflasi mendapatkan apresiasi dari Ketua DPRD Subhan. Menurut Subhan, keberhasilan pengendalian inflasi tak luput dari kerja keras Penjabat (Pj) Wali kota Kendari, Muhammad Yusup bersama jajaran. “Ini catatan bagus bagi pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup mengungkapkan, pengendalian inflasi yang dilakukan pihaknya ditempuh dengan memasifkan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) diseluruh Kecamatan di Kota Lulo.
“Lewat Gerakan Pangan Murah, kita melaksanakan stabilisasi harga pangan. Kita tahu sendiri, saat ini harga pangan terutama beras harganya naik. Makanya kami laksanakan di seluruh kecamatan. Alhamdulillah lewat pangan murah, harga beras bisa kita kendalikan dan inflasi bisa terkendali,” ungkap Muhammad Yusup, kemarin.
Terpisah, Sekda Kota Kendari, Ridwansyah Taridala mengatakan, capaian inflasi 2,6 persen memberikan gambaran bahwa upaya pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah berhasil menekan laju inflasi.
Kendati demikian, ia meminta seluruh jajaran dalam hal ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis bisa menjaga ritme misalnya ketersediaan bahan pangan.
“Komoditi (bahan pangan) yang secara langsung signifikan mempengaruhi kebutuhan masyarakat, kalau permintaan masyarakat meningkat maka akan mempengaruhi ketersediaan barang-barang di pasaran sehingga kita melakukan konsolidasi ditingkat OPD untuk dilakukan intervensi,” ungkap Ridwansyah Taridala.
Mantan Kepala Bappeda Kota Kendari ini menambahkan, peran serta semua pihak dalam menjaga ketersediaan dan pasokan bahan pangan akan mampu menekan inflasi daerah terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Hari Raya Idul Fitri.
Sekedar informasi, Kota Kendari mengalami inflasi 2,67 persen year on year (yoy) pada Periode Maret 2024. Capaian tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2023) yang tercatat sebesar 6,91 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari, Sultriawati Efendy mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
Indeks kelompok pengeluaran yang dimaksud yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,18 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen; kelompok transportasi sebesar 1,67 persen; kelompok pendidikan sebesar 5,13 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,12 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,28 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,86 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,61 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa sebesar 0,76 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,23 persen.
“Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) Kota Kendari bulan Maret 2024 masing-masing sebesar 0,87 persen dan 0,44 persen,” ungkap Sultriawati Efendy usai menggelar rilis Inflasi di Aula Kantor BPS Kota Kendari, kemarin.
Lanjut dia, capaian inflasi 2,67 persen yoy masuk kategori masih terkendali. “Kalau kita memasuki angka 2,67 persen berarti kita masih terkendali inflasinya. Kalau kita berada di posisi 3,5 persen itu waspada. Itu berarti kita tidak bisa mengendalikan inflasi. Karena aturan secara moderat, secara ilmiah adalah inflasi moderat adalah 2,5 +/- 1. Masih terkendali,” pungkasnya. (wan/adv)
Discussion about this post